Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2015

Merengkuh Asa dengan Wirausaha

Ami, begitulah ia kerap dipanggil. Mahasiswi kelahiran Sukabumi ini merupakan salah satu penerima Beasiswa Bidikmisi dari Dirjen Pendidikan Tinggi, bagi anak-anak berprestasi namun berhalangan biaya edukasi. Kini ia menempuh semester 5 (lima) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Ia kini mencoba merengkuh asanya menjadi seorang pengajar sekolah dasar dengan tidak memberatkan kedua orang tua, Ayahnya bekerja sebagai tukang potong rambut sedangkan Ibunya membuka warung kecil-kecilan di rumahnya. Hasilnya dibagi untuk menghidupi seluruh keluarganya. Masuk perguruan tinggi tak murah biayanya, namun keterbatasan yang dialami anak ketiga dari empat bersaudara ini tidak membuatnya berhenti untuk berusaha. Belajarlah ia untuk berwirausaha. Wirausaha tak lagi asing bagi perempuan berdarah Sunda ini, hal terkait jual beli sudah dikenalnya sejak masa sekolah menengah. Dari mata pelajaran kewirausaaan ia belajar prinsip berjualan. Bermodal uang jajan

UNTIRTA TV Bawa Pulang 1 Piala Penghargaan Anugerah KPID Banten 2015

  "Kami media komunitas dengan segala hal yang terbatas,  namun itu semua tidak pernah menghentikan kami untuk berkreativitas" Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Banten kembali menyelenggarakan Malam Puncak Anugerah KPID Banten 2015 pada Jumat, 27 November 2015 bertempat di Hotel Ratu Bidakara, Serang. Ajang ini merupakan pemberian penghargaan untuk program siaran Terbaik bagi Lembaga Penyiaran Radio dan TV se-provinsi Banten, dan tahun ini adalah penyelenggaraan yang ketiga, Malam itu acara dibuka oleh Gubernur Banten yang diwakilkan oleh Staff Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Drs.H. Sigit Suwitarto, M.Si, dengan kata sambutan oleh Ketua KPID Banten, Ade Bujhaerimi. Hadir pula memberi sambutan Ketua Dewan Juri Anugerah KPID Banten 2015 yaitu Dr.Suwaib Amiruddin. Dewan juri lain yang terlibat antara lain Dra.Juniarti Sulistiyorini sebagai Sekretaris, Drs.Amiruddin,MA, dan Prof. Dr. Encep Syarifudin, M.Pd. Terdapat 9 lembaga penyiaran televisi y

Mengenal Abdul, Duta Mahasiswa GenRe Banten 2014

Siapa tokoh inspiratif dalam hidup Anda? Apakah itu keluarga Anda? Teman Anda? Atau tokoh terkenal? Sosok inspiratif bisa siapa saja dan dari kalangan apa saja. Sosok-sosok inspiratif inilah yang memberi warna dalam berkehidupan. Seakan memberi setitik pencerahan bagi makhluk lain ciptaan Tuhan. Kehadiran mereka memberikan efek bagi kita yang hidup disekitarnya, belajar tentang hal baru, mendapat motivasi baru bahkan melihat dunia yang sama sekali tak pernah kita tahu. Seperti salah satu sosok yang boleh dibilang terkenal dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Abdul, begitu ia kerap disapa. Pria bernama lengkap Abdul Nashir ini merupakan mahasiswa aktif jurusan Ilmu komunikasi FISIP UNTIRTA. Sudah 3 tahun dirinya mengenyam pendidikan tinggi dan mendalami dunia public relations. Sosoknya dikenal ramah dan mudah berkawan, tak pelak hal itu membuatnya mudah dikenal diantara kawan sebayanya maupun mahasiswa lain yang berbeda semester dengannya.

Aksi atau Diplomasi?

Foto Ilustrasi by Pixabay Satu Oktober 1981 sebuah perguruan tinggi swasta resmi berdiri dibawah naungan Yayasan Tirtayasa, yaitu Universitas Tirtayasa. Jika ditilik dari tanggal berdirinya maka kini sudah tepat 34 tahun perguruan tinggi ini berdiri. Namun berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor: 32 tanggal 19 maret 2001, perguruan tinggi ini beralis menjadi sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan diambil alih oleh Kementerian Pendidikan dari sebelumnya Yayasan Tirtayasa. Universias Tirtayasa juga berganti nama Menjadi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) yang kita kenal kini. Dalam perayaan berdirinya Untirta ke 34 pada Kamis (1/10), mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa Untirta (KBM-Untirta) melakukan aksi meminta pihak Rektorat untuk memenuhi tuntutan mahasiswa. Beberapa tuntutan diantaranya, besarnya biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa baru yang mencapai 7 juta, fasilitas belajar seperti LAB Terpadu FKIP yang tak kunjung dapat digun

Cerdas Memilih Sumber Informasi Kesehatan

Foto Ilustrasi by Pixabay “Indonesia Cinta Sehat : Generasi Sehat Siap Membangun Negeri” itulah tema yang diusung dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-51 pada 12 November 2015. Berbagai cara daat dilakukan untuk mewujudkan keinginan tersebut, seperti kampanye dan sosialisasi pentingnya kesehatan. Salah satu penguatan cinta kesehatan dapat dilakukan melalui media massa, banyak bermunculan acara maupun iklan kesehatan hadir di masyarakat melalui media massa. Tapi sudahkah media massa menjadikan kesehatan prioritas utama? Atau lagi-lagi hanya kepentingan pemilik modal semata? Banyak program kesehatan yang menawarkan pengobatan-pengobatan bersifat modern, tradisional, dan juga kombinasi keduanya. Seperti yang muncul di tvOne dan ANTV, Pengobatan Tramedica yang mengangkat nama Ratu Givana sebagai ikon, dan mentasbihkan dirinya sebagai Queen Of Medical Cancer. Selain itu sempat ada pula program ernama Bioin yang mengudara di layar kaca tvOne, Bioin yang juga nama sebua

Dibalik Nama : Margonda

Foto Ilustrasi by Pixabay Pernah dengar kata Margonda? Salah satu nama jalan yang cukup dikenal di Kota Depok, dengan deretan pusat perbelanjaan yang selalu ramai setiap harinya. Kawasan bergaul anak muda, di kota dimana Universitas Indonesia berada. Tak pelak kepopulerannya dapat terdengar hingga daerah lain di sekitarnya. Tapi pernahkah kamu terfikir tentang asal usul nama jalan ini? Jalan yang pernah naik daun dengan kasus begalnya itu. Pernahkah kamu mencari tahu apa itu Margonda? Atau siapakah dia? Sama seperti kebanyakan kisah nama jalan di Indonesia, nama Margonda juga diabadikan dari nama seorang pahlawan. Depok dahulu diketahui sebagai salah satu kota kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor, namun belum diketahui mengapa pemerintah Bogor kala itu memilih nama Margonda menjadi nama jalan utama di Kota Depok. JJ Rizal, sejarawan Universitas Indonesia menyatakan “Soal pemberian nama jalan, kan semata-mata bukan urusan sejarah. Lebih kepada politik. Selama ini,