Skip to main content

Posts

Tindak Anarkis Terhadap Para Jurnalis

Foto Ilustrasi by Pixabay "Pers merupakan salah satu pilar demokrasi, jika mereka terus saja diciderai bagaimana negeri ini bisa mengatakan bahwa dirinya sudah cukup demokratis" Beberapa waktu lalu saya menghadiri kajian bulanan yang diselenggarakan oleh LPM Orange, FISIP Untirta. Tema pada hari itu adalah “Bebas Bablas Pers” yang membahas tentang kebebasan pers. Pada awal pembahasan pemateri yang tidak lain adalah dosen jurnalistik Ilmu Komunikasi, Mia Dwianna menyajikan sebuah artikel yang berisi tentang riset Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) soal 12 kasus kekerasan terhadap jurnalis hingga bulan Mei 2015. Sepuluh diantara kasus tersebut terjadi di di luar Jabodetabek. Kemungkinan kasus seperti ini meningkat masih sangat besar, mengingat tahun 2014 lalu terjadi 41 kasus dan kali ini pada awal tahun saja sudah terjadi 12 kasus. Hal tersebut cukup membuat saya penasaran, kenapa hal semacam ini bisa terjadi, dan kenapa kasus kekerasan semacam ini lebih ser...

IKJ Dance Carnival 2015

"Saya rasa jika ada orang yang mengatakan anak muda Indonesia tak lagi peduli seni tradisi, cobalah kurangi menonton televisi dan datanglah ke sanggar-sanggar seni." Kemarin tepatnya Sabtu, 2 Mei 2015 saya diajak oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Pandawa, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa untuk ikut bersama mereka menghadiri IKJ Dance Carnival 2015. Acara ini diadakan dalam rangka Hari Tari Interasional yang juga bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Acara yang diadakan oleh Keluarga Besar Tari Institut Kesenian Jakarta da Prodi Tari IKJ ini diselenggarakan di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Sesuai dengan namanya, pada karnaval ini saya menyaksikan berbagai pertunjukkan para seniman yang berekspresi dengan anggota tubuhnya. Harminis dengan lantunan nada dan irama. Berbagai macam aliran disuguhkan dari tradisional hingga yang kekinian. 50 sanggar seni turut dihadirkan untuk memeriahkan acara ini. Salah satunya adalah UKM Pandawa yang dijadikan ti...

Menilik Sistem Sentralisasi Penyiaran di Indonesia

Foto Ilustrasi by Pixabay Seminggu yang lalu saya mendapat sebuah buku dengan judul “Televisi Jakarta Di Atas Indonesia; Kisah Kegagalan Sistem Televisi berjaringan Di Indonesia” karya Ade Armando seorang pengajar tetap di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI yang juga mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia (2004-2007). Buku ini membangunkan saya dari buaian mimpi indah selama belasan tahun saya menikmati tayangan televisi di Indonesia. Belum tuntas memang saya baaca buku tersebut, tapi saya mendapat cukup gambaran bagaimana sebenarnya sisten penyiaran di Indonesia saat ini dan bagaimana seharusnya itu dijalankan. Selain buku tersebut keingintahuan saya mengenai sentralisasi ini mengantarkan saya pada sebuah jurnal penelitian yang digarap oleh Remotivi dan juga FIKOM UNPAD. Penelitian ini diberi judul “Melipat Indonesia Dalam Berita Televisi”, penelitian ini lebih mengkhususkan dirinya pada bidang pemberitaan dalam sistem sentralisasi penyiaran di Indonesia. JABODETAB...